Fakta Ganja: Obat Kanker dan Obat Penyakit-Penyakit Lainnya di Masa Depan
Fakta bukanlah dunia Khayalan, karena
hanya Elite Dunia yang merekayasa dan menciptakan semua khayalan itu
agar masuk ke dalam otak mereka yang minim ilmu pengetahuan, supaya para
Elit Dunia dapat selalu mempertahankan bisnis multi trilyun dollar
milik mereka.
Ane lagi belajar ngeblogg ni, artikel ini ane copas langsung dari Indocropcircles.wordpress.com jadi kurang lebihnya ane minta maaf. Karena ane rasa info ini layak untuk lebih disebar luaskan sebagai bahan renungan kita semua.
Tanaman ganja memang sangat unik karena
memiliki efek yang berseberangan. Di satu sisi, tanaman tersebut dapat
menyedapkan makanan yang dimasak. Tapi di sisi lain juga memberikan efek
negatif karena masuk dalam salah satu jenis narkotika.
Keadaan itu sangat kontras dengan di
Barat. Di sana, masyarakat mengenal ganja sebagai bahan pembunuh sel
kanker dan di legalkan alias diperbolehkan. Menteri Kesehatan Endang
Rahayu Sedyaningsih pernah menyatakan pendapatnya mengenai legalisasi
ganja ini.
“Bahan apapun kalau dia jadi obat, itu
sih boleh. Morphin itu kan enggak legal, tapi kalau dia jadi obat ‘kan
boleh. Kalau segala sesuatu jadi obat, ya boleh. Asal bukan dilegalkan
untuk hal-hal negatif,” paparnya.

Gustin L. Reichbach
Begitu juga dengan Gustin L. Reichbach, adalah seorang hakim kenamaan dari New York State Supreme Court, yang juga adalah pengidap kanker.
Beberapa saat lalu, tulisannya di New York Times tentang pengakuannya menggunakan ganja medis kontan sedikit membuat gempar kota yang konon katanya tak pernah tidur itu.
Kisah ini merasa perlu diangkat sebagai
sebuah artikel berdasarkan pertimbangan; penyakit, kelainan dan wabah
bisa terjadi kepada siapapun, lintas profesi ataupun usia.
Menyikapi pernyataan-pernyataan yang sang hakim beberkan terkait
profesinya juga keterlibatannya dengan tindak kriminal, dalam hal ini
penggunaan ganja, harusnya bisa sedikit menghapuskan stigma-stigma buruk
tentang pengguna ganja, yang umum diketahui berperilaku buruk dan tidak
menyenangkan.
Juga secara lantang (harusnya) membantah undang-undang yang
mengklasifikasikan ganja sebagai narkotika berbahaya, tanpa nilai medis
sedikitpun.

Perbandingan bahaya alkohol dengan ganja.
Pernyataan dari Gustin L. Reichbach ini diutarakannya dalam sebuah artikel di
New York Times setelah menerima vonis kanker pankreas 3 setengah tahun lalu, ketika dia baru saja berulang tahun ke-62.
Kanker stadium 3 dinyatakan dokternya bersamaan dengan vonis sisa usia yang maksimal hanya bisa bertahan 6 bulan saja!
Pada 16 Mei 2012, 3 setengah tahun setelah divonis, sang hakim angkat bicara. Bukan tanpa risiko, tentunya.
Dia bisa saja kehilangan pekerjaannya dan mendapatkan masalah dengan
hukum yang berlaku, mengingat hukum negara bagiannya dimana segala
bentuk penggunaan ganja adalah ilegal.
Menurutnya, tidak ada lagi yang perlu disembunyikan jika faktanya,
ganja yang pemerintah federalnya larang sepenuh hati ini, ternyata
sangat bermanfaat untuk kanker yang dideritanya.
“My survival has demanded an enormous price, including months of chemotherapy, radiation hell and brutal surgery.”
Segala perawatan yang dia jalani setelah diagnosis bagaimanapun telah memperpanjang usianya.

Illuminati Card Game Agenda – Rewriting History
Meskipun, lanjutnya lagi, biaya yang dikeluarkan, efek samping
chemoteraphy,
dan puluhan obat-obatan yang hanya bersifat menenangkan sementara
dengan efek-efek samping yang tak kalah mengganggu, seperti mual,
hilangnya selera makan dan susah tidur.
Setiap obat pabrikan yang dokternya sarankan untuk meringankan satu
gejala selalu berujung kepada pengkonsumsian obat-obatan lainnya untuk
sekedar meredakan efek samping dari obat tersebut.
Obat penghilang rasa sakit contohnya, selalu berujung kepada hilangnya nafsu makan dan sembelit.
Juga obat anti-mual, ungkapnya, malah mengakibatkan masalah lain seperti melangitnya kadar gula dalam tubuh rentannya.
Begitu seterusnya, dan bisa dibayangkan nominal uang yang harus
disediakan untuk sekedar berusaha mempertahankan keberlangsungan hidup
belaka.

Selepas setahun perawatan yang menyengsarakan, kanker pankreas Gustin
akhirnya hilang, meskipun dia sadar bahwa kanker itu hilang hanya untuk
kembali merongrong nyawanya.
Mual dan nyeri adalah kesetiaan yang senantiasa menemani kapanpun selepas perawatan “
IV Booster of Chemoteraphy“.
Bahkan “makan”, salah satu hal paling menyenangkan dalam hidup, kini
baginya adalah peperangan yang menyengsarakan setiap harinya, dimana
setiap suapan sendok adalah sebuah kemenangan.
Juga tidur, satu aspek paling vital untuk membantu proses
recovery dan hiburan untuk kesengsaraan sehari-harinya, kini menjadi satu hal yang sangat sulit untuk dimiliki.
“This is not a law-and-order issue; it’s a medical and human rights issue.“
“Menghisap ganja adalah satu-satunya cara untukku meredakan mual,
meningkatkan nafsu makan dan memudahkan kantuk untuk datang di akhir
hari.”
Beruntunglah beberapa temannya, yang tentunya tak tega melihat
kesengsaraan sang hakim rela (dengan risiko pribadi) menyediakan akses
untuk ketersediaan ganja medisnya.

Everybody
can make their own fuel at their house by them self. Yup, FREE fuel,
FREE energy, for you all! The ELITE afraid about this. Because it’s can
makes they business and industrial empire in Oil companies,
Pharmaceutical Companies, Plastics Companies, Paper Companies,
Contractors Companies and many others around the world, will COLLAPSE!
“Di posisiku yang masih aktif sebagai hakim dan bekerja mengadili
kasus-kasus, banyak teman dan relasi yang mempertanyakan keputusanku
mengangkat isu ini.
Ini kulakukan karena kesadaran bahwa para penderita kanker sepertiku
di luar sana, mungkin tidak punya akses mengungkapkan keadaan buruk
masing-masing secara masal.
Sangat menyakitkan rasanya bahwa dalam masalah kanker seperti ini,
satu-satunya obat yang dapat menolong tanpa efek-efek samping yang
rumit, dalam hal ini yaitu cannabis, masih saja diklasifikasikan sebagai
narkotika”, lanjutnya dalam artikel tersebut.
“Aku tidak bakal tinggal diam, karena meng-kriminalisasikan obat
paling efektif akan berujung kepada ketidak-adilan sistem administrasi
hukum yang berlaku.
Aku merasa berkewajiban baik sebagai hakim atau sebagai penderita
kanker, memohon kepada pemerintah negara bagian New York untuk mengikuti
langkah 17 negara bagian lainnya yang telah memberikan akses untuk
ganja medis.
Karena adalah tidak manusiawi untuk menghalangi kami (penderita
kanker) dari sebuah substansi alam yang telah terbukti membantu
penderitaan kami”, tutupnya.
Ganja Hentikan Penyebaran Sel Kanker
Ganja yang penjualan dan pemakaiannya dilarang, terbukti dapat
menjadi obat alternatif kanker. Sebuah senyawa dalam ganja yang
ditemukan oleh peneliti di
California Pasific Medical Centre, San Fransisco, dapat berpotensi mematikan sel-sel kanker.
“Butuh waktu sekitar 20 tahun untuk penelitian ini, dan hasilnya
sangat menggembirakan” ujat Pierre Despres, seorang peneliti pada
Huffington Post.

Desprezm seorang ahli biologi molekuler, menghabiskan waktu tahunan untuk mempelajari gen penyebaran kanker.
Sedangkan, Sean McAllister mempelajari efek
Cannabidiol, atau
CBD, senyawa kimia yang berada dalam ganja.
Akhirnya, pasangan ini pun mencoba memadukan dua penelitian yang
telah mereka lakukan. Menggabungkan CBD dengan sel kanker dalam sebuah
cawan petri.
“Kami menemukan
Cannabidiol memiliki sifat dasar ‘mematikan’, dan ini terjadi pada sel kanker,” sambungnya.
Meski telah berhasil pada hewan uji laboratorium. Penelitian ini
belum dapat diterapkan pada manusia. Para ahli masih menunggu izin untuk
uji klinik pada manusia.
Ganja Sebagai Obat Kanker
Penelitian terbaru yang dilakukan tim dari
University of Alberta menunjukkan bahwa daun ganja ternyata mengandung bahan aktif yang dapat menambah nafsu makan para pasien kanker.
Bahan aktif dalam ganja yang disebut
delta-9-tetrahydrocannabinol (THC), dapat meningkatkan selera makan dan kemampuan pengecapan pada pasien kanker stadium lanjut.

Mykayla
“Mariyuana emiliki reputasi yang buruk bagi orang sehat, tetapi studi
menunjukkan bahwa ganja juga memiliki efek yang baik bagi pasien
kanker.
Tak hanya itu, mereka dapat menikmati makanan dan tidak merasa lapar
adalah perbaikan yang besar untuk meningkatkan kualitas hidupnya,” jelas
peneliti Wendy Wismer, seorang ilmuwan makanan di
University of Alberta di Kanada.
Rupanya, karena alasan inilah, seorang Ibu warga negara Oregon, Erin
Purchase percaya dan memberikan terapi ‘pengobatan’ marijuana sebagai
bagian dari pengobatannya kepada sang putri Mykayla Comstock (7) yang
sedang menderita kanker.

Mykayla sembuh dari kanker karena ganja
Dilansir
healthland.time, Mykayla didiagnosa dengan
leukemia lymphoblastic akut pada bulan Juli 2012 dan terus menerus menjalani kemoterapi.
Sebelum menjalani
treatment ‘pengobatan’ marijuana, bocah kecil itu mengalami respon yang buruk terhadap pengobatan kemoterapi.
Namun, Erin mengaku sengaja memberikan ganja dalam bentuk minyak
kepada putrinya untuk mengurangi efek samping dari kemoterapi,
mengurangi rasa sakit dan menambah nafu makan.
Melihat perkembangan putrinya yang mulai membaik, sang ibu Erin
terpaksa meninggalkan saran dokter untuk transplantasi sumsum tulang dan
menggantinya dengan ganja sebagai terapi pengobatan dan mengurangi rasa
sakit dan mual yang diderita putri tercintanya.
Sementara,
The American Academy of Pediatrics menentang
penggunaan ganja untuk mengobati anak-anak muda, mengutip potensi
adiktif dan tidak diketahui banyak tentang bagaimana hal itu dapat
mempengaruhi perkembangan tubuh.
The Institute of Medicine
(IOM), sebuah kelompok ilmiah ahli menganalisis data yang tersedia dan
sejak 1999 telah mengakui bahwa beberapa keperluan medis yang bisa
dilakukan adalah ganja.
“Masih banyak pengobatan-pengobatan yang efektif untuk meredakan mual
dan nyeri kanker,” ungkap peneliti. Penelitian juga mengakui bahwa
untuk beberapa pasien yang mungkin tidak merespon terapi, komponen dalam
ganja dapat membantu.

Cannabis THC (Tetrahydrocannabinol) on cancer
Laporan IOM menyoroti kebutuhan untuk penelitian lebih banyak ke
dalam pemahaman menggunakan obat ganja termasuk gejala atau kondisi yang
mungkin paling efektif, dan yang pasien.
Mereka prihatin ketika datang untuk mengobati anak-anak seperti
Mykayla yang sering tidak disertakan dalam uji klinis karena usianya
yang masih muda.
Pasien memiliki kemungkinan beberapa tahun lagi menghadapi efek samping dari obat.
Beberapa ahli menunjukkan bahwa tidak semua komponen ganja, dan
pengaruhnya terhadap tubuh, telah dipelajari atau belum dipahami dengan
baik.
Tanpa penelitian lebih lanjut, baik dokter dan orang tua akan terus
menghadapi keputusan yang sulit memberikan pengobatan bagi anak-anak
yang jauh dari bahaya.
Pengobatan Ganja (Medical Marijuana) Bukanlah Narkotika
Di beberapa negara tumbuhan ini tergolong narkotika, walau tidak
terbukti bahwa pemakainya menjadi kecanduan, berbeda dengan obat-obatan
terlarang jenis lain yang menggunakan bahan-bahan sintetik atau semi
sintetik dan merusak sel-sel otak, yang sudah sangat jelas bahayanya
bagi umat manusia.

Efek ganja terhadap tumor otak
Di antara pengguna ganja, beragam efek yang dihasilkan, terutama
euforia (rasa gembira) yang berlebihan serta hilangnya konsentrasi untuk
berpikir di antara para pengguna tertentu.
Efek negatif secara umum adalah pengguna akan menjadi malas dan otak akan lamban dalam berpikir.
Namun, hal ini masih menjadi kontroversi, karena tidak sepenuhnya disepakati oleh beberapa kelompok tertentu yang mendukung
medical marijuana dan marijuana pada umumnya.
Untuk itulah maka ganja tak bisa dijadikan obat untuk semua manusia,
apalagi yang tak suka mabuk. Maka ilmuwan akan membuat efek mabuk itu
menjadi hilang agar semua orang dapat menggunakannya sebagai penyembuh
dan pengobatan berbagai penyakit.
Untuk Obat, Ilmuwan Ciptakan Ganja Tidak Memabukkan
Ilmuwan Israel berhasil menciptakan ganja sintetis yang bentuk, bau,
dan rasanya menyerupai daun ganja asli. Satu-satunya yang menjadi yang
pembeda adalah, ganja sintetis ini tidak menimbulkan efek memabukkan
selayaknya ganja sungguhan. Dan karena memiliki bau, bentuk dan rasa
menyerupai ganja asli, produk ini berhasil menipu pasien.

Ganja sudah dikenal sebagai tanaman obat dan pemulih kesehatan sejak ribuan tahun yang lampau.
Tikkun Olam, perusahaan yang mengembangkan ganja sintetis ini memang
sengaja tidak membuat efek tersebut. Sebab, mereka memang berniat
membuat hanya mirip secara bentuk, namun kandungan yang berbeda.
“Setelah mencoba ganja sintetis ini, banyak pasien kami kembali dan
mengaku tertipu. Mereka mengira kami memberi semacam plasebo pada
mereka,” kata Tzahi Klein, kepala bagian pengembangan Tikkun Olam,
seperti dikutip
Daily Mail, Jumat 1 Juni 2012.
Efek mati rasa yang biasa didapat seseorang saat mengonsumsi ganja, berasal dari zat THC atau
tetra-hydro-cannabinol yang terkandung di dalamnya.
Para ilmuwan Israel lebih memilih untuk meningkatkan efek zat yang lebih ringan, yaitu
cannabidiol, yang seringkali digunakan untuk meringankan efek gangguan mental.
Di Israel, ganja digolongkan ke dalam obat-obatan kelas B. Di negara
ini, ilegal bagi warganya untuk memiliki dan menghisap ganja. Penggunaan
daun ini diperbolehkan di Israel untuk tujuan medis. Tikun Olam adalah
salah satu perusahaan Israel yang menumbuhkan ganja untuk keperluan ini.
Ganja Obat Masa Depan
Efek negatif ganja terhadap memori sudah lama dikenal. Tapi kini para
ilmuwan telah menemukan lokasi di bagian mana otak yang bisa
terpengaruh dan menyebabkan kelupaan.

Jika
penelitian tersebut berhasil, saat percobaan yang dilakukan menggunakan
tikus dan diperkirakan bisa diterapkan pada manusia, berarti suatu hari
nanti para ilmuwan akan mampu menciptakan obat yang diproduksi
menggunakan ganja tanpa menggangu memori kerja pasien saat obat tersebut
bekerja mengobati penyakit.
Memori kerja merupakan kemampuan untuk mengingat lebih dari satu pemikiran di kepala dalam suatu periode.
“Kami telah menemukan titik awal dari fenomena tersebut – efek dari ganja terhadap ingatan – .adalah sel
astrogial,” ujar peneliti lembaga riset biomedis di Institut di
National de la Santé et de la Recherche Médicale (INSERM), Giovanni Marsicano.
Giovanni menemukan fakta bahwa gangguan terhadap memori kerja tidak
disebabkan oleh efek dari obat (yang diproduksi menggunakan ganja) yang
langsung menyerang sel-sel saraf pada otak, melainkan pada jenis sel
yang lain, yaitu sel-sel pembantu otak yang disebut
astroglia (sering disebut astrocrytes, neuroglia, atau sel-sel glial).
Astroglia (Astrocytes)
Para peneliti mempelajari bagaimana reaksi tikus terhadap komponen
aktif ganja dan beberapa unsur kimia lain yang mirip. Perhatian
difokuskan kepada reseptor pada sel-sel otak yang bereaksi terhadap zat
kimia yang bernama
cannabinoid, sebuah senyawa yang mirip dengan komponen aktif pada ganja, yaitu
Tetrahydrocannabinol (THC). Reseptor otak yang bereaksi terdapat pada neuron (sel syaraf) dan astroglia atau disebut juga astrocytes.
Para peneliti tersebut melakukan rekayasa terhadap tikus untuk
melakukan percobaan. Tikus-tikus tersebut dibagi dalam 3 kelompok:
- Kelompok pertama tidak mempunyai reseptor cannabinoid di otaknya
- Kelompok kedua hanya mempunyai reseptor pada neuron (sel syaraf)
- Kelompok terakhir hanya mempunyai reseptor pada astroglia.

Tikus-tikus
tersebut diajarkan untuk melewati sebuah labirin. Setelah dianggap
menguasai labirin, tikus-tikus tersebut lalu diberikan sejumlah dosis
THC atau senyawa lain yang mirip dengan
cannabinoid untuk mengetes kemampuan mereka dalam mengingat labirin.
Kelompok tikus yang dengan reseptor cannabinoid pada astroglia
(kelompok-1) ternyata bermasalah dalam mengingat arah. Kelompok lain
yang hanya memiliki reseptor pada neuron (kelompok-2) tanpa masalah
berhasil melewati labirin.
Hal tersebut menunjukkan bahwa THC tidak mempengaruhi memori melalui neuron (sel syaraf), namun melalui
astroglia.

Para peneliti juga memperhatikan sel-sel
astroglial pada bagian potongan otak yang berasal dari
hippocampus (bagian otak yang berkaitan dengan pembentukan memori).
Setelah terkena cannabinoid, astroglia melepaskan senyawa yang
mengganggu pengiriman sinyal antar neuron. Hal tersebut bisa menjelaskan
mengapa ganja bisa memengaruhi memori.
Efek lain dari ganja – yang bisa dikatakan bermanfaat adalah dalam
mengobati rasa sakit, kejang, dan beberapa penyakit lainnya – terjadi
melalui neuron.
Jika zat cannabinoid bisa didesain hanya untuk memengaruhi neuron,
pengaruh buruk ganja pada memori tentu bisa dihindari dan tentu saja
pengobatan menggunakan ganja dimasa depan untuk banyak penyakit akan
bisa dilakukan.
Seorang wanita bernama Kristina Marie – ia menolak kemoterapi, dan
tumor di otaknya menyusut dengan menggunakan minyak ganja THC
(Tetrahydrocannabinol) dan TANPA EFEK SAMPING seperti terdapat pada obat
apapun / atau lainnya (
lihat video kesaksian Kristina Marie).

Kristina Marie, penderita tumor otak sembuh total oleh minyak ganja (cannabinoid)
THC Ganja bukanlah obat (medicine) kimia berbahaya seperti semua
pengobat kanker lainnya, tapi THC Ganja merupakan penyembuh alamiah
(herbal nature).
Penyakit kanker jika diobati dengan obat biasa apapun itu, kehidupan
orang tersebut hanya “diperpanjang” karena obat hanya MENGHAMBAT
perkembangan kanker dan akan tetap menyebar.
Tapi dengan THC Ganja, sel kanker dapat dimusnahkan total dan membuat
kehidupan orang tersebut “tak diperpanjang” tapi kehidupan orang
tersebut menjadi kembali normal atau kembali semula saat belum terkena
kanker.
Inilah bukti konspirasi “barat” bahwa pemerintah negara² industri dan
bisnis besar “multi billion dollar” mereka di dunia pharmaceutical,
dalam upayanya untuk menjaga tanaman ini tetap terlarang (ilegal) dan
tak meruntuhkan industri pharmaceutical para elit dunia tersebut.
Terlarangnya ganja adalah asli karena persaingan bisnis, karena uang dan karena pendukung depopulasi dunia, nothing else!
Hentikan Kemoterapi, Ibu Mengobati Kanker Anak dengan Ganja
Salah satu saksi-mata lagi, dari sekian ribu kasus kanker yang
berhasil sembuh oleh cannabis adalah seorang ibu, bernama Sierra Riddle
yang memilih menghentikan kemoterapi bagi anaknya yang mengidap kanker
dan memilih memberikan ganja sebagai obat.
Sierra memutuskan menghentikan kemoterapi bagi Landon, bocah berusia
tiga tahun karena pengobatan itu membuat anaknya justru semakin
menderita.

Science
isn’t something that just happens overnight. It takes many
measurements, oodles of analysis, re-testing and re-analysis before any
groundbreaking announcement can be made.
Landon yang didiagnosis menderita kanker leukimia, kata Sierra,
selama menjalani kemoterapi justru sakit keras, muntah beberapa kali
dalam sehari dan mengalami kerusakan saraf di kakinya.
Bahkan, katanya, pernah dalam suatu titik, Landon tidak bisa makan sama sekali selama 25 hari.
Akhirnya sang ibu memutuskan menghentikan kemoterapi dan pindah ke
Colorado yang ganja adalah legal digunakan sebagai pengobatan.
Ia mengatakan pengobatan itu justru membuat kondisi anaknya semakin baik dan kankernya perlahan-lahan hilang.
Pada Januari 2013 lalu, Landon mulai mengambil bentuk cair THC
(tetrahydrocannabinol) dan CBD (
cannabidiol), dua senyawa yang ditemukan dalam ganja. Ajaibnya, kankernya mulai menyerah.
“Segera setelah kami mulai mengambil minyak, trombositnya meningkat
seperti milik orang sehat dan mereka tidak bisa mengerti mengapa,” kata
Riddle kepada CNN seperti dikutip dari
nydaily.
“Saya hanya ingin mengatakan, tidak peduli apakah saya dikatakan
bukan ibu yang baik dengan tidak mengupayakan kemoterapi bagi anaknya,
tapi saya tidak akan mengambil risiko kehilangan dia, ” katanya.

Sierra Riddle memilih menghentikan kemoterapi bagi anaknya yang bernama Landon, yang mengidap kankerleukimia.
Sierra bukan orang tua pertama yang menggunakan ganja sebagai
pengobatan medis untuk memerangi kanker pada anak. Tujuh tahun lalu
seorang gadis berusia tujuh tahun di Oregon diberi ganja oleh ibunya
untuk meredakan gejala
leukimia.
Karena hukum kebanyakan di negara mengilegakan ganja maka hampir
tidak ada bimbingan bagi orang tua yang ingin memberikan pengobatan
ganja bagi anaknya.
Senyawa CBD memiliki kemampuan memerangi kanker pada sel manusia dan
tikus sesuai percobaan laboratorium. Hal itu diungkapkan peneliti dari
California Pacific Medical Center Research Institute kepada
CNN. (inilah.com)
Cannabinoid terbagi menjadi 10 kelompok:
1. cannabigerol (CBG)
2. cannabichromene (CBC)
3. cannabidiol (CBD)
4. delta-9-tetrahydrocannabinol (DELTA-9-THC/ THC)
5. delta-8-tetrahydrocannabinol (DELTA-8-THC)
6. cannabicyclol (CBL)
7. cannabielsoin (CBE)
8. cannabinol (CBN)
9. cannabinodiol (CBND)
10. cannabitriol (CBO)
Dari 10 kelompok ini HANYA “THC” yg mempunyai efek PSIKOAKTIF.
The Illuminati makes Cannabis Illegal. They do not want all their factory around the world collapse because of cannabis.
Cannabis can collapsing their oil
companies, plastic and all command companies, including denim or garment
companies, event their pharmaceutical companies.
From Cannabis we can producing Papers, Oil, Plastics, Jeans garment, until drugs for Cancers and many more.
Cannabis is elite and illuminati competitors!
Bacause cannabis is totally FREE in nature!
The Elite HATES FREE!
You can make it by yourself, and then the elite bankrupted. They always yelling “NO! Cannabis is ILLEGAL!”
“Henry Ford’s first Model-T was built to run on hemp gasoline and the
car itself was constructed from hemp. On his large estate, Ford was
photographed among his hemp fields. The car, ‘grown from the soil’, had
hemp plastic panels whose impact strength was 10x stronger than steel.” —
Popular Mechanics (1941)
Hemp seed oil can be used to produce ORGANIC non-toxic diesel fuel,
lamp lighting, household detergents, stain removers, printing inks,
paints, varnishes, lubricants, resins, and oils. Because hemp seeds
account for up to half the weight of a mature hemp plant, hemp seed is a
viable source for these products. In industrial ‘chemicals’, hemp-seed
oil is similar to linseed oil. Superior quality paints and varnishes
were made from hemp seed oil until 1937.

Bahan bakar kendaraan dari pohon cannabis (ganja)
Testimony before Congress against the 1937 Marijuana Tax Act: “58,000 tons of hemp seeds were used in America for paint products in 1935” — Sherman Williams Paint Co.
“Why use up the forests which were
centuries in the making and the mines which required ages to lay down,
if we can get the equivalent of forest and mineral products in the
annual growth of the hemp fields?” — Henry Ford
“Make the most you can of the Indian Hemp seed and sow it everywhere.” — George Washington, 1794.
The Cancer Industry EXPOSED! Ways to Prevent and CURE Cancer
The beautiful little girl you see before you is named Mykayla. Eating
Cannabis Oil saved her life when she was diagnosed with Acute
Lymphoblastic Leukemia. Cannabis has saved her life, and countless
others.
It turns out, THC when ingested in highly concentrated forms (such as
EATING CANNABIS OIL) will attack any mutated cells in your body while
strengthening and rejuvenating the healthy cells.
The PERFECT cure for Cancer. It works fast, it works well, it works
on many different forms of Cancer in ALL stages and it has ZERO harmful
side effects. (Unlike Chemo which deteriorates your entire body and
kills 1 in 5 patients) Not only that, but it dissolves ALL forms of
tumors and can even combat superbugs like MRSA.
PROOF that the government KNOWS that CANNABIS KILLS CANCER CELLS:
The public must REALIZE that the Government has been lying for over 40 years, that MILLIONS of lives could have been saved.
The Government lied for many reasons. One of the main reasons is
Pharmaceutical Companies. They spend billions every year lobbying to
keep Cannabis illegal because they make TRILLIONS off Cancer drugs and
research. They are already well aware that Cannabis CURES Cancer. (They
can’t legally patent a 15,000 year old plant) They have a great con
going at the moment.

Cancer patients and their loved ones will spend their entire life
savings or even sell their houses and businesses in order to pay for
Chemotherapy and other Cancer treatment drugs. A lot of the time they
spend all that money and their loved one dies anyway.
If you want to know more, you should Google ‘Cannabis Cures Cancer’.
You will see that there are THOUSANDS of published SCIENTIFIC studies,
articles, books and documentaries on the subject. I’d start with the
documentaries here:
Just open those links below. Elite did this for keep their Oil MEGA
industries, fiber MEGA industries, foods MEGA industries, medicine and
pharmaceutical MEGA industries around the world keep producing, and all
people including the sick peoples around the world keep consume their
products ALWAYS. Multibillion dollars of profit.
REFERENSI:
The Data is Very Strong: Marijuana Plant Extract Stops Cancers From Spreading:
http://goo.gl/WN8RD
The Cancer Industry EXPOSED – THC when
ingested in highly concentrated forms (such as EATING CANNABIS OIL) will
attack any mutated cells in your body while strengthening and
rejuvenating the healthy cells:
http://goo.gl/Kl3Av
Hempcrete Can Change The Way We Build
Everything – Its benefits include carbon negative construction,
breathability, and reduced cost of heating and cooling:
http://goo.gl/oqR0P
Here are 20 medical studies that show cannabis can help cure cancer:
1. A study published in the British Journal of
Cancer, conducted by the Department of Biochemistry and Molecular
Biology at Complutense University in Madrid, this study determined that
Tetrahydrocannabinol (THC) and other cannabinoids inhibit tumour growth.
They were responsible for the first clinical study aimed at assessing
cannabinoid antitumoral action. Cannabinoid delivery was safe and was
achieved with zero psychoactive effects. THC was found to decrease
tumour cells in two out of the nine patients.
2. A study published in The Journal of Neuroscience
examined the biochemical events in both acute neuronal damage and in
slowly progressive, neurodegenerative diseases. They conducted a
magnetic resonance imaging study that looked at THC (the main active
compound in marijuana) and found that it reduced neuronal injury in
rats. The results of this study provide evidence that the cannabinoid
system can serve to protect the brain against neurodegeneration.
3. A study published in The Journal of Pharmacology
And Experimental Therapeutics already acknowledged the fact that
cannabinoids have been shown to possess antitumor properties. This study
examined the effect of cannabidiol (CBD, non psychoactive cannabinoid
compound) on human glioma cell lines. The addition of cannabidiol led to
a dramatic drop in the viability of glioma cells. Glioma is the word
used to describe brain tumour. The study concluded that cannabidiol was
able to produce a significant antitumor activity.
4. A study published in the journal Molecular Cancer
Therapeutics outlines how brain tumours are highly resistant to current
anticancer treatments, which makes it crucial to find new therapeutic
strategies aimed at improving the poor prognosis of patients suffering
from this disease. This study also demonstrated the reversal of tumour
activity in Glioblastoma multiforme.
Breast Cancer (kanker Payudara)
5. A study published in the US National Library of
Medicine, conducted by the California Pacific Medical Centre determined
that cannabidiol (CBD) inhibits human breast cancer cell proliferation
and invasion. They also demonstrated that CBD significantly reduces
tumour mass.
6. A study published in The Journal of Pharmacology
and Experimental Therapeutics determined that THC as well as cannabidiol
dramatically reduced breast cancer cell growth. They confirmed the
potency and effectiveness of these compounds.
7. A study published in the Journal Molecular Cancer
showed that THC reduced tumour growth and tumour numbers. They
determined that cannabinoids inhibit cancer cell proliferation, induce
cancer cell apoptosis and impair tumour angiogenesis (all good things).
This study provides strong evidence for the use of cannabinoid based
therapies for the management of breast cancer.
8. A study published in the Proceedings of the
National Academy of Sciences of the United States of America (PNAS)
determined that cannabinoids inhibit human breast cancer cell
proliferation.
Lung Cancer (kanker Paru-paru)
9. A study published in the journal Oncogene, by
Harvard Medical Schools Experimental Medicine Department determined that
THC inhibits epithelial growth factor induced lung cancer cell
migration and more. They go on to state that THC should be explored as
novel therapeutic molecules in controlling the growth and metastasis of
certain lung cancers.
10. A study published by the US National Library of
Medicine by the Institute of Toxicology and Pharmacology, from the
Department of General Surgery in Germany determined that cannabinoids
inhibit cancer cell invasion. Effects were confirmed in primary tumour
cells from a lung cancer patient. Overall, data indicated that
cannabinoids decrease cancer cell invasiveness.
11. A study published by the US National Library of
Medicine, conducted by Harvard Medical School investigated the role of
cannabinoid receptors in lung cancer cells. They determined its
effectiveness and suggested that it should be used for treatment against
lung cancer cells.
Prostate Cancer (kanker Prostat)
12. A study published in the US National Library of
Medicine illustrates a decrease in prostatic cancer cells by acting
through cannabinoid receptors.
13. A study published in the US National Library of
Medicine outlined multiple studies proving the effectiveness of cannabis
on prostate cancer.
14. Another study published by the US National
Library of Medicine determined that clinical testing of CBD against
prostate carcinoma is a must. That cannabinoid receptor activation
induces prostate carcinoma cell apoptosis. They determined that
cannabidiol significantly inhibited cell viability.
Blood Cancer (kanker Darah / Leukemia)
15. A study published in the journal Molecular
Pharmacology recently showed that cannabinoids induce growth inhibition
and apoptosis in mantle cell lymphoma. The study was supported by grants
from the Swedish Cancer Society, The Swedish Research Council and the
Cancer Society in Stockholm.
16. A study published in the International Journal
of Cancer also determined and illustrated that cannabinoids exert
antiproliferative and proapoptotic effects in various types of cancer
and in mantle cell lymphoma.
17. A study published in the US National Library of
Medicine conducted by the Department of Pharmacology and Toxicology by
Virginia Commonwealth University determined that cannabinoids induce
apoptosis in leukemia cells.
Oral Cancer (kanker Mulut)
18. A study published by the US National Library of
Medicine results show cannabinoids are potent inhibitors of cellular
respiration and are toxic to highly malignant oral Tumours.
Liver Cancer (kanker Hati)
19. A study published by the US National Library of
Medicine determined that THC reduces the viability of human HCC cell
lines (Human hepatocellular liver carcinoma cell line) and reduced the
growth.
Pancreatic Cancer (kanker Pankreas)
20. A study published in The American Journal of
Cancer determined that cannabinoid receptors are expressed in human
pancreatic tumor cell lines and tumour biopsies at much higher levels
than in normal pancreatic tissue. Results showed that cannabinoid
administration induced apoptosis. They also reduced the growth of tumour
cells, and inhibited the spreading of pancreatic tumour cells.